SEMAR KUNCUNG
Mendengar kata “Semar” mungkin
ingatan kita langsung menuju kepada salah satu tokoh dalam dunia pewayangan.
Dalam dunia pewayangan khususnya yang dikenal ditanah Jawa, Semar selalu hadir
pada saat “goro-goro” dimana ketika terjadi kerusuhan, keguncangan dan
huru-hara Semar hadir dan menjadi tokoh penting yang bisa memberikan solusi
yang bijak atas konflik yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa.
Semar dalam dunia pewayangan
memiliki 3 orang anak yaitu Gareng, Petruk dan Bagong. Semar sendiri
digambarkan sebagai seorang dewa yang menjelma menjadi seorang
“abdi/pelayan/pembantu/penghibur” bagi seisi alam. Dimana dalam mitos dunia
pewayangan Semar lahir dari telur yang menetas sendiri bersama dua makhluk
tertua yaitu Batara Guru dan Togog. Oleh karenanya Semar sudah ada sebelum
orang Jawa, sehingga Semar dipercaya melekat pada kehidupan orang Jawa sampai
saat ini.
Lalu apa hubungannya dengan “Keris semar
Mesem” ?. Semar Mesem lebih dikenal sebagai suatu ajian pengasihan yang
digunakan untuk memikat pihak “lawan” (sejenis atau lain jenis). Dengan ajian
Semar Mesem, yang arti dalam Bahasa Indonesia Semar Senyum, maka diharapkan
orang disekitar kita akan senang kepada kita. Mungkin ini ada kaitannya dengan
sikap mesem atau tersenyum, dimana orang yang tersenyum tentunya lebih enak
dipandang mata ketimbang orang yang tidak tersenyum (cemberut).
Insya Allah bagi orang yang memegang
keris ini akan memiliki daya pengasihan yang sangat kuat, bisa digunakan untuk
menundukan orang lain supaya nurut kepada kita.
|